Pages

Sabtu, 11 Agustus 2012

Anastesi Lokal dan komplikasi

Anastesi Lokal pada Gigi

Pengertian

• obat yang mengahambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup (Ganiswarna, 1995))
• obat yang menyebabkan anestesia, mati rasa, melumpuhkan ujung saraf sensorik atau serabut saraf pada tempat pemberian obat (Kamus saku Kedokteran Dorland, 1998)

Indikasi:

• Menghilangkan rasa sakit pada gigi dan jaringan pendukung
• Sedikit perubahan dari fisiologi normal pada pasien lemah
• Insidensi morbiditas rendah
• Pasien pulang tanpa pengantar
• Tidak perlu tambahan tenaga terlatih
• Teknik tidak sukar dilakukan
• Persentase kegagalan kecil
• Pasien tidak perlu berpuasa

Kontra Indikasi:

• Pasien menolak / takut/ khawatir
• Infeksi
• Di bawah umur
• Alergi
• Bedah mulut besar
• Penderita gangguan mental
• Anomali lain

Faktor-faktor pemilihan anestesi:

• Area yang dianestesi
• Durasi
• Kedalaman
• Adanya infeksi
• Kondisi pasien
• Umur pasien
• hemostatistika

Anestesi Lokal di Kedokteran Gigi

1. Ester
2. Amida
3. Hidroksi


 

KOMPLIKASI LOKAL

 




KOMPLIKASI SISTEMIK

Komplikasi sistemik jarang ditemui, lebih banyak komplikasi lokal.

1.Overdosis/ toksis
2.Alergi
3.Idiosinkrasi
4.Efek psikologis (sinkop, hiperventilasi)

OVERDOSIS LARUTAN ANESTESI

Faktor-faktor predisposisi

Penyebab

(1)Biotransformasi lambat
(2)Eliminasi lambat
(3)Dosis terlalu besar
(4)Absorbsi tempat injeksi cepat
(5)Intravaskuler injeksi
- Farmakologi (efek pada CVS dan CNS)
- Lidokain
- Kadar dalam darah mug/ml



Patofisiologi



Manifestasi Klinis

Stimulasi --> depresi/ tanpa simulasi --> depresi

(1)Stimulasi korteks serebri : banyak bicara, kegelisahan, ketakutan, kehebohan (excitement), konvulsi
(2)Cortex depresi : letargi (lemas, lesu), ngantuk, tidak sadar (unconciousness)
Setelah stimulasi kortex ringan --> sedikit/ tidak ada kortex depresi
Bila ada konvulsi : depresi cortex + unconsciousness
(3)Stimulasi medulla --> kenaikan tekanan darah, nadi, respirasi
(4)Depresi medulla --> tekanan darah, nadi, respirasi menurun --> arrest

Penanganan

a.Sembuh sendiri (absorbsi semakin menurun)
b.Resusitasi (PABCD)
(1)Posisi trendelenburg, supine
(2)Airway: triple maneuver
(3)Breathing: oksigenasi
(4)Circulation
(5)Definitive care: menenangkan pasien, monitor vital sign, anticonvulsant (diazepam: 5 mg/ menit atau nidazolam: 1 mg/ menit)

OVERDOSIS VASOCONSTRICTOR

Manifestasi klinis

- Gejalanya tidak dapat dibedakan dengan overdosis karena bahan anestesi
- Peningkatan tekanan darah
- Disritmia
- Takut, kecemasan
- Kegelisahan
- Kepala berdenyut-denyut, tremor
- Perspirasi, lemah, pusing, muka pucat
- Kesulitan respirasi, palpitasi (jantung berdebar-debar)

Pencegahan

- Evaluasi/ pemeriksaan sebelum anestesi lokal
- Vasokonstriktor diberikan bila tidak ada kontraindikasi
- Volume seminimal mungkin
- Konsentrasi rendah
- Injeksi pelan
- Aspirasi harus dilakuan
- Seleksi jenis obat yang digunakan

ALERGI DAN REAKSI ANAFILAKSIS

PATOFISIOLOGI



Manifestasi klinis

Dapat ringan – berat, cepat – lambat
Rashes (ruam)
Urtikaria
Angioneuritic edema
Kongesti membran mukosa --> rhinitis, gejala asma

Penanganan

(1)Antihistamin (benadril, 20-50 mg) bertujuan mencegah pelepasan histamin
(2)Epinefrin (0.5 cc, larutan 1:1000)
(3)Aminophylin (0.5 mg) sebagai bronchodilator
(4)Kortison (4-12 mg)

SINKOP

Efek psikologis: stress, emosi, penakut
Refleks vasovagal meningkat
Dilatasi regio splanicus --> bradikardi, tensi meningkat, pucat, keringat dingin, pusing, mual.

0 komentar:

Posting Komentar